Selamat Tahun Baru, Kawan? (3)


Selamat Tahun Baru, Kawan…!
Kami adalah manusia kalah
dari bangsa yang terus terjajah

Hip-hip… hura…
Ayo kita hitung mundur…
5,4,3,2,1… Tuuuiiit… Dhueerrr! Horee…!!
Happy New Year…!! Selamat Datang Tahun yang Baru!!
Lihatlah Bung, kembang api pada menyala
Ayo, kita berpesta…Buang segala susah,
tak usah pula kau pasang wajah murung begitu
lupakan hutang yang menumpuk barang sejenak
lupakan sebentar istri mudamu dan bayi yang dikandungnya
toh sudah ada mertua yang menjaga…
Ayo Bung, kita minum sampai pagi…

Dulu, ketika merdeka…
kami mengira bisa mengurus negeri
kami mengira bisa mengembalikan harga diri
kami mengira bisa berdaulat di negeri sendiri

Tapi perang saudara terus melupakan kami…
mulai dari PKI hingga DI
dan kami pun lupa membangun negeri
lalu kami belajar berdemokrasi

lalu kami jadi pintar menipu kawan sendiri
lalu kami jadi rakus jadi menteri
lalu kami mulai membunuhi pejuang kami
lalu kami membantai anak-anak negeri
lalu kami pelan-pelan belajar korupsi
lalu kami tahu apa itu kolusi
lalu kami terbiasa merampok uang negeri…

Busyeet…!! Berhentilah mengutuki diri sendiri..
tak usahlah kau membuka aib kawan sendiri
Ayolah… korupsi sudah jadi budaya…
merampok, membunuh, menipu dan memperkosa
memang sudah pekerjaan kita
kita memang negara garong dengan birokrasi maling
mau apa lagi… mari kita nikmati…
Hei.. lihat, ada ABG sexy menawarkan diri…

Lelah kami pada orde yang basi…
lalu kami menumpahkan darah lagi
untuk orde baru yang kelak kami kutuki

Kami tak mengira… pulau yang kami rebut kembali
ternyata tak pernah dinikmati anak negeri

Laut kami dirampoki…
kapal-kapal pabrik mengambil ikan dari laut kami
untuk dijual kembali pada kami…
Bodoh benar kami!!
Nak, jangan pernah beli sarden lagi!!!

Air kami diracuni dengan limbah pabrik
mulai dari karawang hingga bekasi
mulai dari kali hingga sumur untuk mandi
kami pun terpaksa minum pepsi
Nak.., jangan pernah beli cola lagi!!!
Biar saja kita mati berdiri dengan air sendiri!
Itu lebih punya harga diri…

Hei.. Bung…! Mengigau apa kau?
Mau berhenti minum cola?
Puih…! Jangan munafik…
setiap hari kau dapat persenan dari pabrik
He.. he.. Maaf kawan, aku tak sengaja menghardik…
lupakan itu… kita nikmati saja brandy dan whisky... Hikz!

Anak-anak kami kelaparan mengais nasi basi
sementara White House hidup dari emas kami
karet kami jadi rejeki untuk Michelin dan Pirelli
hutan kami jadi komoditi untuk furniture Itali
Bodoh benar kami ini…

Kami adalah negara kaya raya
dengan rakyat paling sengsara
Tapi penguasa negeri tiap malam berpesta…
dengan pajak dari kami
dengan keringat dari kami…
dengan darah dari kami…
dengan utang luar negeri yang dibebankan pada kami…
Orang tua kami pada mati bunuh diri…
Anak-anak kami pada mati kurang gizi…
Kami pun jadi gelandangan di negeri sendiri…
di negeri yang dulu direbut oleh kakek kami
di negeri yang dulu kaya dengan padi
di negeri yang dulu agung dengan harga diri
di negeri dengan seribu candi dan kapal pinisi
di negeri yang sekarang kami warisi
sebagai tempat untuk mengungsi
lalu kami dikejar-kejar polisi

Wahai Tuhan yang Maha Sakti,
kapan kami berhenti menangisi diri sendiri…?
kapan Mahdi datang menjemput kami…?

0 komentar: