Moonlight Sonata (Dream Theatre)




Mungkin sekali lagi akan kulupakan malam …
dan rinduku yang tlah usang dalam reruntuhan senja
mungkin ini waktu yang tepat tuk lupakan karma
berahi yang terhimpit dalam tembok kamar dan jam dinding yang berdetak pada syahdunya malam dan tetes embun di pucuk cemara
ini yang penghabisan, temanku!
ini buat kali terakhir kita beri makan pada peluh kita yang terengah dalam dekapan waktu
tidak malukah kita pada rembulan malam atau cicak di dinding, atau dua ekor kepik yang bersenggama di kolong meja
mungkin sekali lagi akan kulupakan malam dan diam, dan tak berharap tentang sesuatu yang sanggupmemberi terang esok pagi

Kadang begitu cepat kita tentukan akhirnya, sedang waktu, bagai arus yang tak pernah brenti, seperti mau saja kita mengatakan cinta bagi yang tak pernah kita cinta: "Lupakan saja!"
Dan kukenang diriku dalam cerminmu: semasa jalan-jalan yang kita lalui pada bunga rumput, padi di sawah dan sepoi angin senja menjadi begitu bersahabat; kita begitu mesra dan syahdu menatap matari timbul dan tenggelam, yang tiada sanggup kita tentukan arahnya, namun bahagia, terasa napas keabadian dalam seluruh dahaga jiwa

Tuhan!!! kulihat langitku berwarna-warna.
Dan sebutir debu itu tak tahu lagi ke mana dirinya akan diterbangkan hampa, selintas kecewa memenuhi kesemestaannya - jika di satu titik mungkin kita tiada lagi berupa, janganlah itu kita katakan: "Tiada!" - atau kekosongan yang begitu sulit kita tebak hadirnya - dan dalam satu putaran waktu rindu pun pecahlah, iamerasa lewat sebuah lorong dan tak tahu apakah yang masih tersisa dari dirinya, ia menatap kekosongan itu dengan biasa dan dengan biasa pula bertanya: "Kekasih, tak cukupkah hanya sekedar cinta?"

Mungkin sekali lagi akan kulupakan malam, mencoba membangun kepastian, di antara kepingan dan puing sejarah, demi arah, walau kita tahu: terkadang arah cuma sepenggal nasib yang barangkali kelewat percuma, barangkali juga cinta akan begitu saja kita lupakan, dan dengan berbagai dalih, yang seolah-olah perkasa, kita akan berteriak dari jalan demi jalan: "Kekasih, kenapa maut begini hambar rasanya?"

Dan bergegas: kupadamkan lampu dalam kamarku
Mungkin sekali lagi akan kulupakan malam ...
*Eraprimanugraha copy right,160406 in the moonlight sonata

0 komentar: